Setiap tanggal 10 Muharram atau hari Asyura, mayoritas umat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan puasa Asyura. Apa itu puasa Asyura? Bagaimana bacaan niatnya? Apa keutamaan dari puasa ini? Mari simak ulasan berikut!
Pengertian Puasa Asyura
Puasa Asyura ialah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Asyura. Kata “Asyura” sendiri merupakan bahasa Arab dari “kesepuluh” dan ini juga merujuk pada tanggal pelaksanaannya: 10 Muharram.
Puasa ini memiliki akar sejarah yang kuat dalam Islam. Pelaksanaannya sudah dipraktikkan sejak zaman Nabi Musa AS.
Puasa ini pertama kali dipraktikkan oleh Nabi Musa AS sebagai wujud syukurnya telah lolos dari kejaran musuh; Firaun. Setelah Nabi Musa AS berlanjutlah ke para umatnya, Bani Israil juga melaksanakan puasa.
Setelahnya, Nabi Muhammad SAW yang hijrah ke Madinah pada hari Asyura pun turut berpuasa setelah mendengar alasan di balik orang-orang Yahudi berpuasa.
Sejak saat itu, Nabi menganjurkan untuk berpuasa.
Keutamaan Puasa Asyura
Adapun keutamaan dari puasa Asyura sebagaimana hadis Rasulullah, yaitu:
1. Puasa Paling Utama Setelah Ramadan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Yang artinya, “Puasa paling utama setelah Ramadan adalah (puasa bulan) Muharram dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR. Muslim)
Hadis di atas menunjukkan bahwa puasa pada bulan Muharram merupakan puasa paling utama dan istimewa.
2. Menghapus Dosa Setahun Sebelumnya
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Yang maknanya, “Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, ‘dapat menghapus dosa setahun sebelumnya’.” (HR. Muslim)
Selain itu, dalam hadis lain, Rasulullah menjelaskan bahwa puasa ini mampu menghapus dosa satu tahun sebelumnya.
3. Meneladani Rasulullah SAW dan Mengenang Peristiwa Penting
Nabi Muhammad SAW sangat senang melaksanakan puasa pada hari ini. Bahkan, beliau selalu menjaga puasanya.
Pada hari ini juga menjadi pengingat akan peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu keselamatan Nabi Musa AS dan Bani Israil.
Selain itu, fadhilah puasa Asyura lainnya adalah mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan seorang hamba pada Tuhannya. Dengan melaksanakannya, umat muslim bisa memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah.
Cara Melaksanakan Puasa Asyura
Puasa Asyura bisa Anda lakukan dengan niat yang tulus untuk berpuasa pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berpuasa Tasu’a, yakni puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, tanggal 9 atau 11 Muharram untuk membedakan dengan puasa yang orang Yahudi laksanakan.
Tata cara puasanya sama dengan puasa pada bulan Ramadan atau sunnah. Perbedaannya ada pada bacaan niatnya. Berikut niat puasa Asyura.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati ‘asyūra lillāhi ta‘ālā.”
Yang artinya, “Saya niat berpuasa sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta’ala.”
Setelah membaca niat tersebut, Anda bisa sahur seperti biasa dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Anda harus menahan diri sejak terbit fajar hingga waktu terbenamnya matahari. Setelah azan Magrib berkumandang, Anda bisa membatalkan puasa dengan memakan yang manis seperti anjuran Rasulullah SAW.
***
Dengan melaksanakan puasa Asyura, umat muslim juga telah meneladani Rasulullah SAW. Apalagi di bulan Muharram segala pahala maupun dosa mendapat ganjaran berlipat, sehingga pada waktu ini menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan harian pemberat timbangan.
Memahami makna dan keistimewaan puasa Asyura juga membantu Anda untuk menjalani ibadah ini dengan lebih khusyuk dan penuh keikhlasan.